Semenjak saya tertarik dengan dunia kuliner, ada 2 makanan yang menurut saya cukup menarik. Bouillabaisse, adalah makanan pertama yang menarik untuk saya. Makanan ini ga ada beda dengan sup seafood jika di Indonesia. Isinya? Yah namanya sup seafood pasti isinya hewan-hewan laut yang bisa dikonsumsi seperti ikan, cumi, udang, kerang yang tentunya ditambah beberapa herbs and spices khas mediterania asal daerah makanan tersebut. Dan yang membuat Bouillabaise masuk ke dalam daftar salah satu makanan termahal di dunia adalah karena penggunaan herbs Saffron di dalamnya untuk mewarnai sup tersebut menjadi agak kuning (mungkin kalau di indonesia bisa diakali dengan pakai kunyit, hahahaha…)
Sewaktu masih belajar di Jakarta Culinary Center, saya pernah membuat Bouillabaisse secara sederhana. Yang membuat makanan ini menarik menurut saya adalah karena makanan ini adalah makanan para petani atau orang-orang desa pinggiran perancis. Ya, makanan mahal ini biasa di konsumsi oleh para nelayan di Marseille. Ga heran sih, ya memang bahan-bahan makanannya mudah di dapat karena mereka tinggal di dekat laut. Sedangkan saffron juga kala itu masih belum eksklusif amat seperti sekarang yang diperkirakan harga per 1 kilogram mencapai 10 juta rupiah. Yeah, quite fantastic, right?
Oke, saya sudah cukup memahami cara mengolah Bouillabaise. Makanan ke dua yang menurut saya menarik adalah Boeuf Bourguinon. Jika Gordon Ramsay dikenal dengan Beef Wellington sebagai Signature Dish miliknya, maka Boeuf Bourguinon atau Beef Bourginon adalah Signature Dish milik Julia Child. Jika anda pernah menonton film Julie vs Julia, maka ada salah satu scene dimana Julie mencoba untuk merekonstruksi Beef Bourginon yang adalah khas dari Julia Child, salah satu Chef ternama di amerika jauh sebelum Martha Stewart. Di indonesia sendiri, Beef Beourginon bisa disamakan dengan Semur Daging.
Di film tersebut, Julie terlihat kesulitan membuat Beef Bourginon. Dan memang Beef Bourginon sendiri juga termasuk ke dalam daftar salah satu makanan termahal di dunia. Yang membuatnya mahal? Red Wine. Yup, Red Wine adalah komponen wajib dari beef bourginon. Jika anda menemukan resep beef bourginon tanpa wine, maka bisa dibilang makanan terebut hanyalah Beef Stew atau Sop Sapi biasa. Kuahnya yang kental berwarna gelap berasal dari wine yang di-reduce selama berjam-jam. Tak hanya dalam proses memasak saja, wine-nya dibutuhkan. Pada proses marinating pun Red Wine diperlukan. Konon, red wine inilah yang membantu proses pengempukan daging sapi tersebut. Yah tentunya red wine-nya juga membantu memberikan rasa ketika proses marinating dan reducing. Di salah satu video Marco Pierre White ketika ia memasak Beef Bourginon ini, Marco menggunakan 3 wine (yang ga murah tiga-tiganya). Kebayang banget rasa kuah Beef Bourginon-nya yang pasti rich banget. Untuk pilihan wine cukup dipastikan Red wine yang nanti juga mau anda minum ketika menyantap makanan ini. Karena kalau nanti ada sisa wine yang tidak terpakai setelah masak Beef Bourginon tapi anda ga mau minum kan sayang. Tapi inget yah, kalau mau pakai wine jangan wine yang murahan, nanti pengaruh ke rasa soalnya. Soal wine untuk memasak bisa baca disini.
Oh ya, Boeuf Bourguinon ini juga adalah makanan petani lho. Boeuf Bourguinon ini berasal dari salah satu desa di perancis yang bernama Bourgogne. Agak-agak mirip memang namanya.
Saya penasaran sekali dengan Beef Bourginon ini. Beberapa kali saya mencoba mencari resep masakan ini di internet dan menonton proses pembuatannya di Youtube. Cuma memang saya orangnya pengen tau langsung pembuatannya, jadilah saya mencari tempat kursus yang punya menu ini. Dan kebetulan saya adalah salah satu anggota milis dari Pantry Magic yang sering mengadakan demo dan kursus memasak masakan internasional, beberapa minggu lalu saya dikirimkan email yang berisi undangan untuk mengikuti kursus dengan tema Secondary Cut yang salah satu menunya adalah Beef Bourginon. Setelah berdiskusi dengan si boyf yang bantu memodali, daftarlah saya ke kursus tersebut. Dan setelah masuk ke waiting list (banyak yang daftar ternyata), saya berhasil masuk ke kelas bagian kedua yang siang hari.
Selasa kemarin (3 November 2015), akhirnya rasa penasaran saya terobati. Setelah mendapatkan pelajaran mengenai beef cuts and parts, saya juga belajar 3 menu baru olahan daging sapi. Kebetulan postingan ini cuma membahas soal Beef Bourginon aja yah, nanti yang part untuk isi kursusnya saya share di post lain.
Dari hasil analisa saya setelah melihat langsung pembuatan beef bourginon, ternyata memang makanan ini ga susah susah amat. I should’ve known that peasants foods are not that complicated. Namun memang mengolah makanan ini memerlukan kesabaran, dikarenakan waktu marinating yang cukup menyita waktu. Si daging paling tidak di marinate selama 12 jam atau semalaman. Tujuannya? Ya supaya wine-nya terserap sempurna ke dalam daging. Sayang kan kalau cuma marinate 1-2 jam yang belum tentu terserap semua wine-nya terus dibuang gitu aja. Belum lagi nanti proses reducing, yang untuk 1 kilogram daging paling tidak minimal 4 jam. Mau masuk oven atau slow cooker? Sama aja waktunya. Mau dikurangin waktunya? yah resiko daging dan rasanya kurang enak aja sih.
Tapi memang sabar itu buahnya enak, rasa makanan ini memang dijamin bikin ketagihan. Daging kenyal, kuahnya kental, mantep bangeeeettt. Saya sih memang berencana mau bikin sendiri, cuma mesti nyari panci casserole dulu kayanya. Karena abis pulang dari Pantry Magic, liat wadah masak Beef Bourginon-nya di panci Casserole seharga 1,3 juta kayanya bikin garuk-garuk kepala juga yah. Hahahaha….
Regards,
FubuFebi
Wallace Kadakia April 28, 2016
very nice post, i certainly love this website, keep on it