Hidup (berdamai) dengan Eksim

Punya eksim itu yah ‘agak’ ribet. Sebenernya sih eksim di tangan saya ga parah2 banget tingkat keparahannya dibanding mereka diluar sana yang mungkin lebih luas paparan eksim di badannya. Kalo coba googling foto-foto eksim (eczema), orang-orang diluar sana mungkin bisa sampe merah2 dan luar biasa kering sampe ke muka atau sebagian besar badannya. 

Well, sebelum baca postingan ini, saran saya baca tulisan saya tentang eksim yang saya derita di sini . dan Kalau kalian masih belum tahu jenis eksim mana yang kalian punya, bisa dibaca disini. Perkara eksim yang ga seberapa di badan say (yg berawal dari cuma 1 jari manis tangan kiri, sekarang Alhamdulillah cuma nyebar sampe ke 3 jari tangan kiri) mulai bikin pusing karena bukannya membaik malah memburuk terutama karena pandemi.

Dan karena kesel ga ilang-ilang (atau paling ga makin jarang frekuensi kambuhnya) si eksim ini malah muncul mulu padahal saya ga ngerasa stres. Dimana saya masih belum terima kalo dibilang sama dokter penyebabnya karena stres (while saya ga merasa stres-stres banget). 

Akhirnya daripada pusing nyari sumber ke-stres-an saya, akhirnya saya coba untuk ganti semua sabun yang saya pake di apartemen. Ga cuma sabun sih, kandungan skincare pun juga. Apapun kandungan yang memicu si eksim, I threw it away!

Akhirnya hasil googling dan baca sumber-sumber yg cukup bisa dipercaya (thank you national eczema association) banyak kandungan kimia di produk yang selama ini saya pake ternyata memicu si eksim. Pewangi, pelembut, alkohol, pewarna, retinol adalah beberapa bahan kimia yang terkandung di dalam produk-produk keseharian saya yang bisa memicu si eksim ini. Dari situ dimulailah pergantian semua sabun&skincare saya. Ganti sabun komersil ke sabun yang skin friendly. 

Coconut Oil Soap
Castille Soap

Coconut oil soap & Castile soap adalah 2 sabun yang kandungan alaminya aman buat rata-rata people with eczema. Dan 2 bahan ini ternyata sangat multifungsi. Dari botol-botol diatas, saya pakai coconut oil soap buat base pembersih lantai. Castille soap buat sabun cuci tangan dan sabun mandi. Dari namanya, coconut oil soap adalah sabun yang berbahan dasar kelapa. sedangkan Castille Soap adalah sabun yag berbahan dasar Olive oil (Untuk sejarahnya, saya persilakan googling yah). Dan karena berbahan dasar Olive oil, si castille soap ini, sangat melembabkan. Dan kalo dibaca-baca lagi beneran multifungsi buat badan. Produk castile soap dr Dr. Bronner’s bisa dipakai untuk muka dan badan. 

Untuk nyuci baju, saya masih pakai detergen biasa (tapi udah ga pake pewangi lagi) krn pertimbangan ga terlalu sering cuci pakaian di apartemen. Sedangkan untuk cuci piring, saya pun masih tetap setia sama sabun cuci piring berwarna hijau yang kemampuan menghilangkan minyak dan lemak ga ada tandingannya. Cuma, saya cuci piring pakai sarung tangan sebagai cara untuk tidak terkena sabun. Hehehehe…

Babyganics Hand Sanitizer

Nah, yang paling saya curigai sebagai pemicu eksim adalah hand sanitizer. Meskipun saya udah coba buat sendiri hand sanitizer dengan campuran alkohol dan Aloe Vera, seperti yang disarankan dokter-dokter diluar sana, ternyata alkohol itu tetap jadi musuh eksim karena efek yang bikin kulit kering setelah dipakai. Jadilah saya harus puter otak cari hand sanitizer tanpa alkohol. Dan ketemulah Babyganics hand sanitizer yg kandungannya memang no alcohol yg aman buat kulit bayi tapi bisa mematikan kuman 99%. Dan kandungan yag dipakai sebagai pengganti alkohol adalah benzalkonium chloride. Salah satu senyawa yang biasa digunakan untuk penyemprotan yang biasa dilakukan pemprov. Walaupun ada pro dan kontra mengenai benzalkonium chloride yang dianggap kurang efektif karena kandungan alkoholnya konon kurang dari 70% sedangkan untuk Covid , kita semua tahu dibutuhkan lebih dari 70% alkohol untuk mematikan virus dan bakteri (Baca disini). Tapi, sebagai seseorang yang lagi menghindari alkohol, mau ga mau memang si benzalkonium chloride ini bisa menjadi pertimbangan.

Kenapa hand sanitizer ini penting banget? Ya karena di masa pandemi ini si hand sanitizer inilah yang lebih sering dipakai untuk keadaan darurat dimana ga ada air untuk cuci tangan. Dan saya kayanya punya persediaan lebih dari 5 botol hand sanitizer yg ditaruh di mobil dan tas, plus untuk disinfeksi meja & kursi ketika lagi keluar rumah. Dan tingkat keseringan dipake nya bisa dibilang sering banget. Tiap habis bayar parkir, tiap abis pegang uang, tiap abis buka/tutup dompet, ambil uang di atm, habis pegang hp atau apapun yg mengharuskan saya menyentuh barang/benda. Kebayang kan gimana ga kambuh eksim saya dengan seringnya paparan alkohol di tangan saya. FYI, National Eczema Association menyarankan utk mencuci tangan dengan air sebisa mungkin drpd menggunakan hand sanitizer. That’s why, kalo kemana pun dan lihat ada wastafel, nah cuci deh tangan disitu daripada pakai hand sanitizer.

Setelah soal persabunan, saya pun juga dapat informasi soal bagaimana menghadapi eksim yg kambuh, memang sampai sekarang pun saya masih pakai cream dari dokter untuk eksim saya yang memang ampuh banget ngobatin eksim. Tapi, karena saya ga tau kandungan di dalam cream tersebut (dan konon yang saya baca ada kandungan steroid untuk mengobati eksim), saya mulai pertimbangkan untuk mencegah si eksim kambuh. Gimana caranya? Ya dengan menjaga kelembaban tubuh atau bagian yang eksim, dalam hal ini jari manis kiri saya. 

Repairing Balm

Saya sendiri bukan orang yang suka menggunakan moisturizer di badan. Alasannya ,ya karena efek setelah pakai moisturizer itu badan saya jadi lengket dan basah kaya orang keringatan terutama di bagian lipatan-lipatan tubuh kaya di siku atau belakang lutut. Dan saya pun sudah coba beberapa krim tangan buat menjaga kelembaban jari saya yang kena eksim. Dan dari hasil penelusuran saya di website National Eczema Association, ternyata ada beberapa jenis pelembab yang beredar di pasaran. Dan pelembab yang disarankan buat eksim adalah yang berbentuk Ointmen (salep)t atau Balm (seperti balsem). Dikarenakan salep/balm ini mengandung lebih banyak minyak dan lebih bisa mengunci kelembaban di kulit dibandingkan lotion atau cream. Dan dari situlah jadi acuan saya untuk cari pelembab kulit. Dan percaya deh, agak jarang di pasaran produk yang menjuL pelembab berbentuk salep ini. The least i can find adalah Vaseline Repairing Jelly yang sebenernya lebih ke Skin Barrier Repairing Cream yang fungsinya mengobati kulit yang sudah terlanjur cracking ketika eksim mulai kambuh bukan mencegah. But that will do for now selagi saya masih cari moisturizer yang cocok. Si vaseline ini yang selalu saya oles kalo saya abis pake hand sanitizer sebelum saya ganti ke Babyganics supaya tangan saya ga kering-kering banget.

My life journey living with eczema belum lama sebenernya. Belum ada 5 tahun si eczema ini muncul di jari saya. Tapi, baru skerang saya mulai sadar betapa selama ini saya kurang memperhatikan kesehatan kulit saya sendiri. However, this eczema membuat saya to love myself more. Dengan lebih selektif lagi memilih kandungan kimia apa yang akan saya kasih ke badan saya. Saya bersyukur karena eksim saya pun ga parah banget. Walaupun sama keselnya dengan penderita eksim lain kalo sudah mulai kambuh. Coba aja dipikir lagi gimana bisa saya yang suka wangi-wangian di sekitar saya, sekarang harus menghindari pakai produk yang mengandung fragrance di kulit saya, dan terpaksa menggantinya dengan essential oil kalo mau wangi. Tapi tenang, ga seekstrim itu kok si eksim selama kita masih bisa handle dia dengan tahu apa penyebabnya supaya ga muncul atau kambuh. 

Oh ya, tulisan ini saya buat untuk people with eczema diluar sana yang mungkin masih berjuang menghadapi eksim di tubuhnya. Eksim setiap orang berbeda-beda pemicunya, jadi harus dikenali supaya bisa dihindari. Jangan pasrah, toh diluar sana juga banyak yang sama-sama punya eksim dan tetap bisa hidup normal. Sama seperti saya, kita terus belajar memahami eksim ini dan lebih kenal supaya penyakit yang konon susah sembuh tapi bisa diminimalisir kemunculannya, bisa berkurang bahkan ga kambuh-kambuh lagi. Amin. Fighting!